Memuat Konten
Silakan tunggu sebentar konten sedang dimuat....

Sebuah cerita dari seorang yang kecanduan on*ni

 


Cerita ini bisa jadi tidak jelas, atau hanya sebuah opini, bisa jadi sebuah karangan. Dari mana asalnya cerita ini?, berasal dari pembaca yang ingin menulis di sini lewat form contact. Dan sudah di sunting untuk menghilangkan bagian yang sensitif, serta penyampaian sudah di ubah dari sudut pandang penulis.


Di suatu desa, tinggal seorang kakak beradik, Dalam satu keluarga tersebut ada 3 bersaudara, kakak nya laki-laki dan kedua adik nya perempuan.

Pertama, sang kakak mencoba mengingat kapan hari pertama kali ia onani, dan apa faktor yang mempengaruhinya. 

Untuk lebih mudah menyebut mereka, anggaplah sang kakak bernama Farel, dan kedua adiknya Silvi, dan Rindi.

Lanjut, kakaknya bercerita. Dulu ia punya kebiasaan aneh yang tidak di ketahui orang lain. Meskipun Farel seorang laki-laki, namun ia memainkan sebuah peran aneh.

Ia memainkan boneka milik adik nya, di sayang seperti anak sendiri. Bahkan ia memperagakan dengan praktek seperti adegan ibu yang sedang menyusii anaknya.

Farel berkata, kegiatan tersebut membuatnya merasa senang. Farel pun ingat, dulu boneka itu ia beri nama Fari. Fari sangat suka menyusui anaknya, dan cukup manja itu membuatnya senang. 

Tidak tahu kapan waktunya, farel mencoba mengingat kembali. Kemungkinan umur 10 tahun, karena pada masa itu farel belum khitan, dan farel menceritakan ia punya kebiasaan aneh lagi.

Farel secara tidak sengaja, dan sedikit menyadari punya kebiasaan menindihkan kelamin ke mantras/lantai pada malam hari. Apa yang di lihat orang tua farel ( tidur bersama nya ) mungkin seperti orang sedang kejang-kejang seolah-olah kesurupan.

Kegiatan itu terus di lakukan oleh farel, karena ia merasakan menyenangkan. Farel juga bercerita, seingat nya dulu. Dia hanya setengah sadar melakukan hal tersebut, sontak terbangun pada tidurnya.

Keingianan untuk melakukan hal itu terjadi pada dirinya, dan membuatnya merasakan gelisah sepanjang tidur jika tidak melakuknaya. 

Menurut farel, dia akan tertidur lelap jika sudah merasakan ejakulasi. Namun apa yang di alami oleh farel sama sekali mungkin terdengar aneh, mengingat umur nya masih 10 tahun.

Dari sejak itulah kebiasaan farel terus berlanjut, namun menurut farel. Kebiasaan itu tidak mempengaruhi kehidupan seosial nya, bahkan dia tidak ingat ketika bermain bersama teman. Seolah-olah itu mimpi yang sulit sekali di ingat.

Kebiasaan farel ini sempat terhenti ketika ia pertama kali khitan, kelas 4 SD. Menurut ceritanya, ia sempat frustasi ketika berada dalam penyembuhan / khitan.

Dalam dirinya ingin melakukan hal tersebut, namun terhalang karena luka bekas khitan belum sembuh. Farel pun sering mengalami gelisah pada malam hari, ia tidak bisa tidur.

Meskipun ia sudah memejamkan mata, tidurnya tidak terlalu lelap. Ia cukup terganggu dengan tubuhnya yang selalu terasa aneh, seperti sebuah keinginan yang tak terbendung.

Namun seiring waktu farel jadi terbiasa, ia sudah tidak lagi mengalami kecanduan gejala kejang-kejang tersebut pada malam hari. Sampai pada suatu masa 3 minggu tiba, dimana luka bekas khitan farel sudah sembuh meskipun masih ada koreng.

Di sini farel mulai ingat kebiasaanya itu di dalam kehidupan sosial nya, ia bahkan ingat semuanya. Dan farel mencoba melakukanya di siang hari, ia mengambil posisi tengkurap seperti biasa.

Dan kali ini farel gagal, ia sudah tidak lagi mendapatkan perasaan senang, kenginan yang tinggi seperti sedia kalah. Ia akhirnya menangis memanggil ibu nya, farel merasa kemungkinan efek dari khitan yang menghilangkan suatu kesenanganya tersebut.

Ibu nya farel merasa salah prasangka, ibu nya farel menduga bahwa anak nya itu punya masalah di sekolah. Farel bilang, ini terjadi sangat lama bahkan dia sulit mengingat apa kejadian selanjutnya dari hal itu.

Waktu demi waktu terus berlalu, farel mulai bercerita lagi : dia mulai menemukan lagi suatu keinginan tersebut, kali ini beda. Kalau dulu hanya didapat saat tidur malam, dengan keadaan setengah sadar. Tapi kali ini sadar 100%...

Farel melakukannya dan dia berhasil mendapatkan ejakulasi, Bahasa ilmiah nya ejakulasi pramatang. Dia merasakan suatu kesenangan yang luar biasa, namun tidak mengeluarkann cairan semen. 

Sejak saat itu kegiatanya sudah mempengaruhi kehidupan sosialitasnya. Ia bahkan sering melakukan kegiatan tersebut di manapun ia berada, sekolah, tempat tidur, dimanapun ada tempat untuk berbaring tengkuranp ( ucap farel ).

Baru pada kelas 5 SD farel sudah merasakan tidak nyaman saat melakukanya. Ia berrkata, setiap ia ejakulasi ia merasakan sakit. Ia pun sangat bingung, dan panik. Di tambah lagi ia merasakan keluar cairan aneh yang saat itu tidak ia ketahui.

Dari sudut pandang cerita, kemungkinan farel sudah beranjang pubertas,dan keluarnya cairan semen yang lebih banyak pada fase ejakulasi. 

Namun farel menceritakan bahwa dirinya merasa panik dan takut. Ia sempat ingin menceritakan kejadian tersebut ke orang tua mereka, tapi takut dan malu. 

Hari itu, ia di penuhi dengan rasa cemas. Ia bermain tidak semangat, makan terlambat, dan juga sering bengong. Farel bingung dan sekaligus takut, takut dirinya menderita penyakit karena dia menyebut bahwa cairan yang keluar tersebut adalah nanah.

Hari berlalu, semakin hari kecemasan farel hilang. Ia mulai melakukanya lagi karena keinginan yang sudah tidak tertolong, farel melakukanya dengan cara aneh. Ia memposisikan kepala  JONI  ke arah kaki sambil tengkurap.

Dan ia berhasil melakukanya, namun setelah melakukan hal tersebut celana farel jadi bau. Baunya seperti bau pandan, dan menjadi bau yang sangat menyengat setelah dipakai seharian. 

Ia seiring menyembunyikan celana yang ia pakai, bahkan ia mencucinya sendiri takut ketahuan. Karena yang mencuci baju di rumah tersebut hanya seorang ibu nya.

Farel bercerita, kehidupan dia dulu tidak seperti sekarang. Teknologi masih belum maju seperti sekarang, dan juga desa tempat farel tinggal juga masih tergolong sangat ketinggalan. Di sana masih sangat sederhana sekali, sehingga pengetahuan farel sangat terbatas.

15 tahun, ia punya insting seksual tersendiri ( ketertarikan dengan lawan jenis ), namun ia masih tetap saja polos. Ia tidak mengetahui bahwa manusia bisa kawin/berhubungan. 

Pada umur 15 tahun mungkin sudah ada warnet, keberuntungan farel adalah ia merupakan orang yang hidup serba sederhana, finansial orang tuanya tidak mencukupi. Dan beruntung farel tidak tersentuh oleh dunia teknologi / warnet pada masa itu.

Namun kata farel, sesuai insting manusia dia tetap ingin tahu. Di bangku sekolah telah mengajarkanya telah menambah waawasan dia kalau manusia bisa kawin, Itu ia dapat dari teman sekelsanya, teman nya itu membawa ponsel yang berisi video dewasa.

Di sini farel sudah tidak polos lagi, menonoton film tersebut telah membuatnya berubah. Pandanganya terhadap lawan jenis cukup berbeda. Di sisi lain ia juga kadang tidak sengaja melihat adiknya yang melaukan kegiatan seperti apa yang ia alami.

Farel bersikap bahwa hal tersebut merupakan hal biasa, dan alamiah tubuh manusia. Dia tidak mau ambil pusing dan membiarkan semuanya berlanjut. Di sisi lain, ia selalu pensawaran dengan film yang di bawakan oleh teman nya itu.

Dari sinilah ia mulai kecanduan hal aneh, sudah sampai di sini farel tidak lagi mau menceritakan kisahnya. Ia merasa sudah tidak nyaman dan privasi, mungkin di sini ada yang merasa sama seperti farel?

Posting Komentar untuk "Sebuah cerita dari seorang yang kecanduan on*ni"